Mengenal Tentang Agama Buddha Gautama lebih Jauh – Buddha Gautama, yang diketahui selaku Buddha( pula diketahui selaku Siddhattha Gotama ataupun Siddhārtha Gautama ataupun Buddha Shakyamuni), merupakan seseorang ramaṇa yang hidup di India kuno( dekat era ke- 5 sampai ke- 4 SM).
Mengenal Tentang Agama Buddha Gautama lebih Jauh
kagyu-asia.com – Beliau dikira selaku penggagas dari agama Buddha bumi, serta dipuja oleh beberapa besar sekolah Buddhis selaku juru selamat, Yang Tercerahkan yang menciptakan kembali jalur kuno buat membebaskan kemelekatan serta kemauan dan membebaskan diri dari daur kelahiran serta kelahiran kembali. Ia membimbing sepanjang dekat 45 tahun serta membuat banyak pengikut, bagus biksu ataupun biasa.
Ajarannya didasarkan pada pemikiran terangnya mengenai timbulnya duḥkha( ketidakpuasan dari kemelekatan pada kondisi serta keadaan yang tidak abadi) serta berakhirnya duhkha—keadaan yang diucap Nibbāna ataupun Nirvana( padamnya 3 api).
Si Buddha dilahirkan dalam keluarga adiwangsa di famili Shakya namun kesimpulannya meninggalkan kehidupan biasa. Bagi adat- istiadat Buddhis, sehabis sebagian tahun pertapaan, khalwat, serta pertapaan, beliau tersadar buat menguasai metode yang membuat orang terperangkap dalam daur kelahiran kembali.
Baca Juga : Tipiṭaka Sebuah Kitab Yang Dimiliki Orang Buddha
Si Buddha setelah itu melaksanakan ekspedisi ke semua Gangga buat membimbing serta membuat komunitas religius. Si Buddha mengarahkan jalur tengah antara pemanjaan indria serta pertapaan akut yang ditemui dalam aksiśramaṇa India.
Ia mengarahkan penataran pembibitan benak yang melingkupi penataran pembibitan etika, pengaturan diri, serta aplikasi khalwat semacam jhana serta atensi penuh. Si Buddha pula mempersoalkan aplikasi para pendeta Brahmana, semacam dedikasi binatang serta sistem golongan.
Sebagian era sehabis kepergiannya, beliau diketahui dengan titel Buddha, yang berarti” Yang Tersadar” ataupun” Yang Tercerahkan”. Anutan Gautama disusun oleh komunitas Buddhis di Vinaya, kodenya buat aplikasi monastik, serta Sutta, bacaan bersumber pada khotbahnya.
Ini diturunkan dalam aksen Arya Tengah- Indo lewat adat- istiadat perkataan. Angkatan berikutnya menata bacaan bonus, semacam risalah analitis yang diketahui selaku Abhidharma, memoar Si Buddha, berkas narasi mengenai kehidupan dulu sekali Si Buddha yang diketahui selaku cerita Jataka, serta ceramah bonus, ialah sutra Mahayana.
Julukan serta gelar
Tidak hanya” Buddha” serta julukan Siddhārtha Gautama( Pali: Siddhattha Gotama), beliau pula diketahui dengan julukan serta titel lain, semacam Shakyamuni(” Sage of the Shakyas”).
Dalam teks- teks dini, Si Buddha pula kerap mengatakan dirinya selaku Tathāgata( Sansekerta:[tɐˈtʰaːɡɐtɐ]). Sebutan ini kerap dikira berarti” orang yang sudah berangkat”( tathā- gata) ataupun” orang yang sudah tiba”( tathā-āgata),
bisa jadi merujuk pada watak transendental dari pendapatan kebatinan Buddha. Catatan julukan biasa umumnya nampak bersama dalam bacaan kanonik, serta melukiskan sebagian mutu spiritualnya:
- Sammasambuddho– Kebangkitan diri yang sempurna
- Vijja- carana- sampano– Diberkahi dengan wawasan yang lebih besar serta sikap yang sempurna.
- Sugata– Serius ataupun Berbicara tutur.
- Lokavidu– Mengenali banyak bumi.
- Anuttaro Purisa- damma- sarathi– Instruktur tidak tersaingi dari banyak orang yang tidak berpengalaman.
- Satthadeva- Manussanam– Guru para dewa serta orang.
- Bhagavato– Yang Terberkahi
- Araham– Pantas buat dihormati. Seseorang Arahat merupakan” seorang yang noda- nodanya sudah dihancurkan, yang sudah menempuh kehidupan bersih, melaksanakan apa yang wajib dicoba, menaruh bobot, menggapai tujuan asli, memusnahkan belenggu- belenggu insan, serta seluruhnya terbebaskan lewat wawasan akhir.”
- Jina– Penakluk. Walaupun sebutan ini lebih biasa dipakai buat mengatakan seorang yang sudah menggapai pembebasan dalam agama Jainisme, itu pula ialah titel pengganti buat Buddha.
- Kanon Pali pula muat banyak titel serta julukan lain buat Si Buddha, tercantum: Maha Memandang, Bijak Maha melewati, Banteng di antara orang, Atasan Delegasi, Pengusir kemalaman, Mata, Juru mudi kusir terdahulu, Terdahulu dari mereka yang dapat menyeberang.,
- Raja Dharma( Dharmaraja), Saudara Mentari, Pahlawan Bumi( Lokanatha), Raja hutan( Siha), Penguasa Dhamma, Dari kebijaksanaan luar lazim( Varapañña), Yang Bercahaya, Pembawa Oncor pemeluk orang, Dokter serta pakar operasi yang tidak tersaingi, Juara dalam pertempuran, serta Konsumen kewenangan.
Orang bersejarah
Para ahli ayal buat membuat klaim tanpa ketentuan mengenai kenyataan asal usul kehidupan Buddha. Mayoritas orang menyambut kalau Si Buddha hidup, membimbing, serta mendirikan suatu ordo monastik sepanjang masa Mahajanapada pada era rezim Bimbisara
(c. 558– c. 491 SM, ataupun c. 400 SM), penguasa kerajaan Magadha, serta tewas pada tahun- tahun dini rezim Ajatashatru, yang ialah penerus Bimbisara, alhasil buatnya lebih belia sezaman dengan Mahavira, Jain tirthankara.
Sedangkan antrean biasa” kelahiran, kematangan, pembebasan keduniawian, pencarian, kebangkitan serta pembebasan, pengajaran, kematian” diperoleh dengan cara besar, terdapat sedikit konsensus mengenai bukti dari banyak perinci yang tercantum dalam memoar konvensional.
Durasi kelahiran serta kematian Gautama tidak tentu. Beberapa besar ahli sejarah di dini era ke- 20 berikan bertepatan pada era hidupnya selaku c. 563 SM sampai 483 SM.
Dalam adat- istiadat Buddhis Timur di Tiongkok, Vietnam, Korea serta Jepang, bertepatan pada konvensional kematian Si Buddha merupakan 949 SM Bagi sistem kalkulasi durasi Ka- tan dalam adat- istiadat Kalacakra, Buddha dipercayai sudah tewas dekat tahun 833 SM.
Baru- baru ini kepergiannya tertanggal setelah itu, antara 411 serta 400 SM, sedangkan pada simposium mengenai persoalan ini diadakan pada tahun 1988, kebanyakan dari mereka yang membagikan opini tentu membagikan bertepatan pada dalam durasi 20 tahun di kedua bagian 400 SM buat kematian Si Buddha. Jalan pengganti ini, bagaimanapun, belum diperoleh oleh seluruh ahli sejarah.
Kondisi sejarah
Bagi adat- istiadat Buddhis, Gautama lahir di Lumbini, saat ini di Nepal modern, serta dibesarkan di Kapilavastu, yang bisa jadi terletak di tempat yang saat ini diucap Tilaurakot, Nepal ataupun Piprahwa, India. Bagi Buddhis adat- istiadat, beliau mendapatkan pencerahannya di Bodh Style, membagikan ceramah pertamanya di Sarnath, serta tewas di Kushinagar.
Salah satu julukan lazim Gautama merupakan” Sakamuni” ataupun” Sakyamunī”(” Sage of the Shakyas”). Ini serta fakta dari teks- teks dini membuktikan kalau beliau dilahirkan dalam
famili Shakya, suatu komunitas yang terletak di pinggiran, bagus dengan cara geografis ataupun adat, dari anak daratan India timur pada era ke- 5 SM. Komunitas itu dapat berbentuk republik kecil, ataupun oligarki. Bapaknya merupakan seseorang kepala kaum tersaring, ataupun oligarki.
Bronkhorst mengatakan adat timur ini Magadha Besar serta menulis kalau” Buddhisme serta Jainisme timbul dalam adat yang diakui selaku non- Veda”. Shakya merupakan golongan etnik sub- Himalaya timur yang dikira di luar ryāvarta serta asal kombinasi( saṃkīrṇa- yonayaḥ, bisa jadi beberapa Arya serta beberapa pribumi).
Hukum Manu menganggap mereka selaku non Arya. Begitu juga dicatat oleh Levman,” Baudhāyana- dharmaśāstra( 1. 1. 2. 13–4) memuat seluruh kaum Magadha terletak di luar batasanĀryāvarta; serta cuma dengan mendatangi mereka dibutuhkan dedikasi penyucian selaku pelunasan”( Dalam Manu 10. 11, 22).
Ini ditegaskan oleh AmbaṭṭhaSutta, di mana orang Sakya dibilang” berdialog agresif”,” berawal agresif” serta dikritik sebab” mereka tidak meluhurkan, meluhurkan, menghormati, memuja ataupun berikan segan pada Brahmana.” Sebagian aplikasi non- Veda dari kaum ini tercantum inses( menikahi kerabat wanita mereka), penyembahan tumbuhan, arwah tumbuhan serta dragon.
Bagi Levman” sedangkan perkataan agresif orang Sakya serta nenek moyang Munda tidak meyakinkan kalau mereka berdialog bahasa non- Indo- Arya, terdapat banyak fakta lain yang membuktikan kalau mereka memanglah golongan etnik( serta bisa jadi bahasa) yang terpisah.” Christopher I. Beckwith mengenali Shakyas selaku Scythians.
Terbebas dari para Brahmana Veda, era hidup Si Buddha bersamaan dengan bertumbuhnya gerakan pandangan ramaṇa yang mempengaruhi semacam jīvika, Cārvāka, Jainisme, serta Ajñana.
Brahmajala Sutta menulis 6 puluh 2 gerakan pandangan semacam itu. Dalam kondisi ini, ramaṇa merujuk pada orang yang bertugas keras, bertugas keras, ataupun memobilisasi diri( buat tujuan yang lebih besar ataupun religius).
Itu pula ialah era para pemikir mempengaruhi semacam Mahavira, Pūraṇa Kassapa, Makkhali Gosāla, Ajita Kesakambalī, Pakudha Kaccāyana, serta Sañjaya Belaṭṭhaputta, begitu juga dicatat dalam Samaññaphala Sutta, yang ujung pandangnya tentu dikenal oleh Si Buddha.
Baca Juga : Agama dan Politik Hitam
Memanglah,āriputra serta Moggallāna, 2 anak didik penting Si Buddha, tadinya merupakan anak didik penting Sañjaya Belaṭṭhaputta, si skeptis; serta kanon Pali kerap melukiskan Buddha ikut serta dalam perbincangan dengan Si Buddha. pengikut gerakan pandangan saingan.
Terdapat pula fakta filologis yang membuktikan kalau 2 guru, Alara Kalama serta Uddaka Rāmaputta, memanglah figur asal usul serta mereka mungkin besar mengarahkan Buddha 2 wujud metode khalwat yang berlainan.
Jadi, Buddha cumalah salah satu dari banyak filosof ramaṇa pada era itu. Di masa di mana kesakralan seorang ditaksir dari tingkatan asketisme mereka, Buddha merupakan seseorang reformis dalam aksi ramaṇa, serta bukannya reaksioner kepada Brahmana Veda.
Dengan cara historis, kehidupan Si Buddha pula bersamaan dengan penawanan Achaemenid atas Ngarai Indus sepanjang rezim Darius I dari dekat 517/ 516 SM.
Pendudukan Achaemenid di area Gandhara serta Sindh ini, yang berjalan dekat 2 era, diiringi dengan identifikasi agama Achaemenid, pembaruan Mazdaisme ataupun Zoroastrianisme dini, yang bisa jadi beberapa direaksikan oleh Buddhisme.
Dengan cara spesial, buah pikiran Si Buddha bisa jadi beberapa terdiri dari antipati buah pikiran” absolutisme” ataupun” perfeksionis” yang tercantum dalam agama- agama Achaemenid ini.
Pangkal sangat awal
Tidak terdapat memo tercatat mengenai Gautama yang ditemui dari era hidupnya ataupun dari satu ataupun 2 era setelahnya. Namun dari medio era ke- 3 SM, sebagian Keputusan Ashoka (menyuruh dekat 269–232 SM) mengatakan
Buddha, serta spesialnya prasasti tiang Lumbini Ashoka memeringati kunjungan Kaisar ke Lumbini selaku tempat kelahiran Buddha, menyebutnya Buddha Shakyamuni( Aksara Brahmi: Bu- dha Sa- kya- mu- nī,” Buddha, Sage of the Shakyas”).
Salah satu dekritnya( Keputusan Batu Kecil Nomor. 3) mengatakan kepala karangan sebagian bacaan Dhamma( dalam agama Buddha,” dhamma” merupakan tutur lain buat” dharma”), memutuskan kehadiran adat- istiadat Buddhis tercatat paling tidak dengan era Maurya. Teks- teks ini bisa jadi ialah pelopor dari Kanon Pāli.
” Sakamuni” pula dituturkan dalam relief Bharhut, tertanggal c. 100 SM, sehubungan dengan penerangannya serta tumbuhan Bodhi, dengan catatan Bhagavato Sakamunino Bodho (“Pencerahan Sakamuni yang Terberkati”).
Dokumen Buddhis tertua yang sedang terdapat merupakan bacaan Buddhis Gandhāran, ditemui di Afghanistan serta ditulis dalam Gāndhār, berawal dari era awal SM sampai era ketiga Meter.
Bersumber pada fakta filologis, Indolog serta ahli Pali Oskar von Hinüber berkata kalau sebagian sutta Pali sudah menjaga nama- nama tempat, sintaksis, serta informasi asal usul yang amat kuno dari dekat dengan era hidup Si Buddha, tercantum Mahāparinibbāṇa Sutta yang bermuatan memo mendetail dari hari- hari terakhir Si Buddha.
Hinüber menganjurkan bertepatan pada aransemen tidak lebih dari 350–320 SM buat bacaan ini, yang hendak membolehkan” ingatan asal usul asli” dari peristiwa- peristiwa dekat 60 tahun tadinya bila Jalan Pendek buat era hidup
Buddha diperoleh (namun ia pula membuktikan kalau bacaan semacam itu pada awal mulanya dimaksudkan lebih selaku hagiografi dari selaku memo asal usul yang pas mengenai bermacam insiden).
John S. Strong memandang adegan memoar khusus dalam bacaan kanonik yang ditaruh dalam bahasa Pali, dan bahasa Tiongkok, Tibet, serta Sansekerta selaku modul sangat dini. Ini tercantum teks- teks semacam“ Ceramah mengenai Pencarian Agung”( Pali: Ariyapariyesana- sutta) serta paralelnya dalam bahasa lain.
memoar tradisional
Pangkal biografi
Sumber- sumber yang menyuguhkan cerminan komplit mengenai kehidupan Siddhārtha Gautama merupakan bermacam memoar konvensional yang berlainan, serta sering- kali silih berlawanan. Ini tercantum Buddhacarita, Lalitavistara Stra, Mahāvastu, serta Nidānakathā.
Dari jumlah itu, Buddhacarita merupakan memoar komplit sangat dini, suatu syair epik yang ditulis oleh penyair Aśvaghoṣa pada era awal Kristen. Lalitavistara Stra merupakan memoar tertua selanjutnya, suatu memoar Mahāyāna/ Sarvāstivāda yang berawal dari era ke- 3 Meter.
Mahāvastu dari adat- istiadat Mahāsāṃghika Lokottaravāda merupakan memoar besar yang lain, yang disusun dengan cara berangsur- angsur sampai bisa jadi era ke- 4 Meter.
Memoar Buddha Dharmaguptaka merupakan yang sangat komplit, serta diberi kepala karangan Abhiniṣkramaṇa Sūtra, serta bermacam alih bahasa bahasa Mandarin dari bertepatan pada ini antara era ke- 3 serta ke- 6 Meter. Nidānakathā berawal dari adat- istiadat Theravada di Sri Lanka serta disusun pada era ke- 5 oleh Buddhaghoṣa.
Pangkal kanonik tadinya tercantum Ariyapariyesana Sutta( MN 26), Mahāparinibbāṇa Sutta( DN 16), Mahāsaccaka- sutta( MN 36), Mahapadana Sutta( DN 14), serta Achariyabhuta Sutta( MN daya muat), yang melingkupi berhati- hati akun yang bisa jadi lebih berumur, namun bukan memoar komplit.
Kisah- kisah Jātaka menggambarkan kembali kehidupan Gautama tadinya selaku seseorang bodhisattva, serta koleksi awal dari kisah- kisah ini bisa ditemui di antara teks- teks Buddhis sangat dini.
Mahāpadāna Sutta serta Achariyabhuta Sutta keduanya menggambarkan peristiwa- peristiwa fantastis sekeliling kelahiran Gautama, semacam turunnya bodhisattva dari Kayangan Tuṣita ke dalam kandungan ibunya.
Watak deskripsi tradisional
Dalam teks- teks Buddhis sangat dini, nikāya sertaāgama, Si Buddha tidak ditafsirkan mempunyai kemahatahuan( sabbaññu) pula tidak ditafsirkan selaku insan transenden (lokottara) kekal.
Bagi Bhikkhu Analayo, buah pikiran mengenai kemahatahuan Buddha (bersama dengan kecondongan yang bertambah buat mendewakannya serta biografinya) cuma ditemui setelah itu, dalam sutra Mahayana serta setelah itu pendapat ataupun bacaan Pali semacam Mahāvastu.
Dalam Sandaka Sutta, anak didik Si Buddha, Ananda, menguraikan suatu alasan yang menentang statment para guru yang berkata kalau mereka seluruh mengetahui
sedangkan dalam Tevijjavacchagotta Sutta Si Buddha sendiri melaporkan kalau beliau tidak sempat mengklaim selaku mahatahu, kebalikannya beliau mengklaim mempunyai “wawasan yang lebih besar” (abhijñā).
Modul memoar sangat dini dari Nikaya Pali berpusat pada kehidupan Buddha selaku ramaṇa, pencariannya hendak pencerahan di dasar bermacam guru semacam Alara Kalama serta 4 puluh 5 tahun pekerjaannya selaku guru.
Memoar konvensional Gautama kerap kali muat banyak mukjizat, tanda- tanda, serta insiden transendental mistis. Kepribadian Buddha dalam memoar konvensional ini kerap kali merupakan wujud yang seluruhnya transenden
(Skt. lokottara) serta sempurna yang tidak terbebani oleh bumi duniawi. Dalam Mahāvastu, sepanjang banyak kehidupan, Gautama dibilang sudah meningkatkan keahlian supra- duniawi tercantum:
kelahiran tanpa rasa sakit yang dikandung tanpa ikatan intim; tidak butuh tidur, makan, obat- obatan, ataupun mandi, walaupun ikut serta dalam” cocok dengan bumi” semacam itu; kemahatahuan, serta keahlian buat” memencet karma”.
Begitu juga dicatat oleh Andrew Skilton, Si Buddha kerap ditafsirkan selaku orang luar biasa, tercantum deskripsi mengenai dirinya yang mempunyai 32 ciri utama serta 80 minor selaku” laki- laki hebat”, serta buah pikiran kalau Si Buddha bisa hidup sepanjang satu kappa bila ia di idamkan (amati DN 16).
Orang India kuno biasanya tidak hirau dengan jalan, lebih fokus pada metafisika. Teks- teks Buddhis memantulkan kecondongan ini, membagikan cerminan yang lebih nyata mengenai apa yang bisa jadi diajarkan Gautama dari bertepatan pada peristiwa- peristiwa dalam hidupnya.
Teks- teks ini bermuatan cerita adat serta kehidupan tiap hari India kuno yang bisa dikuatkan dari buku bersih Jain, serta menghasilkan era Si Buddha selaku rentang waktu sangat dini dalam asal usul India yang mempunyai memo berarti.
Pengarang Inggris Karen Armstrong menulis kalau walaupun cuma terdapat sedikit data yang bisa dikira masuk ide dengan cara historis, kita lumayan percaya kalau Siddhārtha Gautama memanglah terdapat selaku figur asal usul.
Michael Carrithers berjalan lebih jauh dengan melaporkan kalau garis besar sangat biasa dari” kelahiran, kematangan, pembebasan keduniawian, pencarian, kebangkitan serta pembebasan, pengajaran, kematian” wajib betul.